18 November 2013

Untuk Jiwa

Padamu jiwa yang masih saja sering rapuh akan banyak hal.
Padamu jiwa yang saat ini gundah gulana dengan apa yang kau rasakan.
Kau tahu bukan kekecawaan itu bisa datang begitu saja bahkan dari diri sendiri?
Dan kau tahu bukan penyesalan mungkin saja hadir setelah kekecewaan yang kau rasakan?
Dan kau juga tahu bukan bahwa penyesalan yang datang setelah kau menghadirkan kekecewaan akan menimbulkan kegelisahan, kegundahan dan berbagai hal yang berdampak besar pada suasana hatimu?
Kau tahu bukan?
Dan jelas jawabannya tentu kau tahu!
Sadarkah kau akan hal kecil yang menimbulkan penyesalan besar pada dirimu?
Sadarkah kau akan hal kecil yang telah meruntuhkan prinsip yang selama ini kau pertahankan?
Sadarkah kau akan apa yang sudah kau lakukan?
Sadarkah!
Wahai jiwa yang teramat goyah dengan sandiwara kenikmatan dunia.
Duhai hati yang begitu rapuh akan berbagai rasa yang silih berganti melanda.
Aku tau kau paham, aku tau kau mengerti dan aku mengerti bahwa kau begitu terpuruk dengan apa yang kau lakukan.
Tapi haruskah kau bertahan dengan kegundahan dan penyesalan yang membuatmu rapuh? Akankah kau membiarkan semuanya membuatmu semakin terpuruk dan merasa hampa?
Dan aku yakin kau pasti sangat tahu bahwa sudah barang tentu tidak!
Ketika kau mengharapkan sosok yang selalu saja menjadi ruh dan pengobat hati yang dirundung akan ketidaknyaman akan selamanya mampu membuatmu merasa damai dan tentram bahkan selalu mendapatkan apa yang hatimu harapkan, maka kau salah. Kau salah!
Bukankah dia juga memiliki hati yang juga bisa merasakan ketidaknyamanan seperti yang kau rasakan?
Bukankah mungkin saja dia lebih memiliki masalah yang pelik dari apa yang kau alami?
Kau harus mampu memahami untuk bisa menerima banyak hal.
Maka bersabarlah, ikhlas dan ttap serahkan semua pada sang pemilik skenario kehidupan.
Seperti biasa, ini hanya masalah waktu.


Cibubur, 1 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar