18 November 2013

Tentang Pertemuan

Ceritapun terus berlanjut, 
Semakin jauh kita menoreh kisah - kisah dalam kehidupan.
Hari ini adalah hari kesekian kita bersama
"Kau masih ingatkan Han kapan pertama kalinya kau dan aku dipertemukan?"
Nissa tiba - tiba bertanya kepada Raihan yang sedari tadi sibuk dengan deadline tugasnya.
"Kau masih ingat bukan?"
Raihan berhenti menatap layar monitor laptopnya yang sudah sedari tadi menyita perhatiannya dari Nissa.
"Maaf Nis, boleh diulang kembali apa yang kamu tanyakan?"
"Oh...hanya mencoba mengembalikan memori kita beberapa masa yang lalu Han.
Saat kau pertama kalinya melihatku, atau saat aku pertama kalinya melihatmu, atau lebih tepatnya saat kita pertama kali dipertemukan.
Kau masih ingat Han?"
"Hem...pertama!
Pertama kali bertemu ya?
Kamu masih ingat Sa?"
"Kenapa balik bertanya Han? Masih ingatkah?"
"Aku lupa Nis, kamu masih ingat?"
"Lupa ya Han? Atau mungkin kau masih ingat saat pertama kalinya kau melihatku.
Apa kau masih ingat?
Saat pertama kali kau melihatku, namun aku tidak menyadari dan kita sama sekali tidak bertemu, tapi sebenarnya kau melihatku. Kau masih ingat?"
"Aku lupa Nis."
"Han..,Han.., ya sudah kalau ngakunya begitu.
Aku masih ingat Han, masih ingat saat pertama kali melihatmu, masih ingat saat pertama kali kita dipertemukan.
Aku masih ingat persis malah.
Aku pertama kali melihatmu tepat saat kau waktu itu sedang berada di sebuah ruangan, dan aku melihatmu dari kejauhan, namun saat itu tidak ada apa - apa di antara kita, tidak ada apapun.
Hanya aku masih ingat kalau saat itu aku pernah melihat sesosok lelaki yang tengah serius melakoni perannya dalam sebuah kegiatan. Setelah itu aku cukup lama tak pernah lagi melihatnya. Dan jauh setelah itu, aku dipertemukan lagi dengan sosok yang sama. Dan laki - laki itu adalah kau. Saat itulah pertama kalinya kita dipertemukan. Saat itu di tempat yang begitu akrab dengan kita, kita dipertemukan.
Waktu itu, kau seperti biasa sibuk dengan aktifitasmu di depan monitor.
Ya...kira - kira seperti saat ini.
Dan tiba - tiba ada hal yang membuat percakapan itu pertama kalinya di mulai."
"Raihan"
"Nissa"
"Oh...Nissa ya?"
"Ya...Nissa"
Singkat saja, itu kali pertamanya, dan sejak itu lama sekali kita tak pernah berbicara. Lama sekali.
Raihan menarik nafas panjang.
"Nissa...Nissa..."
"Kenapa Han?"
"Ngak Sa"
"Han...kau tahu, malam ini aku menyadari bahwa ternyata setiap detikku bersamamu itu sangat berarti. Kau tahu kenapa aku menanyakan kembali awal kalinya kau dan aku dipertemukan? Karena ternyata segala sesuatunya yang telah kita jalani sampai saat ini, bermula dari pertemuan itu Han. Ingatkan saat percakapan pertama itu tidak ada apapun diantara kita?
Ingatkan kalau saat itu kita belum pernah kenal sebelumnya dan tidak pernah tahu apa - apa?
Dan kini Han, kini gambaran masa itupun seperti akan berlalu begitu saja. Mungkin karena memang tidak ada hal yang berarti saat itu yang bisa untuk di kenang. Tapi Han, aku bersyukur, dan ternyata bagian itu penting. Karena kalau bukan karena kejadian waktu itu, mungkin aku akan kehilangan satu kesempatanku untuk mengukir ceritaku bersamamu. Dan walau memang tak ada apa - apa saat itu, walau saat itu hanya percakapan singkat, tapi itu adalah moment penting dimana kali pertamanya kita bertemu, pertama kalinya kita berbicara. Jika selembar kisah itu hilang, maka cerita kita tak akan lengkap Han.
Cerita kita tidak akan lengkap karena kita kehilangan kisah awal pertama kalinya kita dipertemukan yang akan menjadi lembar pertama dari kisah perjalanan cerita kita."
"Nis" ucap Han lirih.
"Han, tidak apa - apa kok. Ada masanya aku yang jauh lebih ingat tentang sesuatu hal, dan sebaliknya ada juga masanya kau yang jauh lebih ingat dari pada aku. Dan untuk hal ini agar kau bisa menggenggam erat cerita awal pertemuan kita, cukup kau ingat kalau malam ini aku pernah menceritakan ulang kembali padamu tentang kisah dua manusia yang bertemu di sebuah tempat yang menjadi tempat yang berarti bagi keduanya, bertemu tanpa banyak kata - kata dan tanpa disengaja, bertemu atas kehendakNya, dan yang paling penting, dua manusia itu adalah kau dan aku, mereka adalah kita. Maka ceritaku ini akan lebih berarti dan bisa kau ingat ketimbang kau harus memaksa kembali ingatanmu untuk bisa mengembalikan kembali memoar dimana dan kapan pertama kalinya kita dipertemukan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar