28 Maret 2014

Untukmu sahabatku

Sahabatku yang amat sangat kurindui, teramat sangat kurindu bahkan saking merindunya aku tak mampu menerjemahkan rinduku.
Sahabatku yang amat sangat kucintai, teramat sangat ku cinta, bahkan saking cintanya aku selalu sulit mengungkapkan cintaku padamu, walau hanya sekedar kata aku mencintaimu.
Sahabatku yang amat sangat ku sayangi, teramat sangat kusayangi bahkan saking sayangnya aku selalu saja tak mampu membendung setiap rasa yang mengisi relung hatiku.
Sahabatku yang amat sangat, dan teramat sangat kurindui, sungguh aku teramat rindu, amat sangat rindu.
Bahkan ketika ingin ku ungkap rindu, hanya tangis yang menemaniku ketika rinduku kian menggebu.
Sahabatku yang amat sangat, dan teramat sangat kucinta, sungguh aku teramat mencinta, amat sangat cinta.
Bahkan ketika aku ingin mengucapkan cinta, hatiku tergugu karena seketika lidahku kelu ketika aku ingin mengucap cinta padamu.
Sahabatku yang amat sangat, dan teramat sangat kusayangi, sungguh aku teramat sayang, amat sangat sayang.
Bahkan ketika ingin ku perlihatkan wujud sayangku, aku seketika terpaku karena takut caraku hanya akan hadirkan pilumu.
Sahabatku, sungguh..,sungguh..,
Sungguh tiada pernah kujumpai sahabat yang begitu ku ingini selain kau.
Sungguh belum ada seorangpun sahabat yang begitu kucintai dan kusayangi selain kau. Dan sungguh tiada pernah kumiliki rindu seorang sahabat sebegininya rindu selain pada kau.
Sungguh semuanya sudah kuat terpatri menghujam hati.

23 Maret 2014

Jiwaku kembalilah

Duhai hati, sungguhpun kau bersedih maka tiadalah guna melainkan hanya akan membuatmu semakin jatuh dan terpuruk kedalam lembah yang kau tak pernah harapkan untuk berada disana.
Sungguhpun kau menangis tiada guna karena hanya kau yang mampu merasakan sakit dan sedih yang mendera.
Sungguhpun kau kecewa maka tetap tiadalah guna karena memang hanya kau yang rasa. Duhai jiwa, aku tau kau rapuh, bahkan semakin hari kau semakin telihat rapuh.
Tapi taukah kau aku benci dengan kerapuhanmu?
Sakitmu buatku remuk, sedihmu buatku jatuh.
Maka bantulah aku kembalikan kau yang dulu.
Kau yang selalu saja hadirkan kedamaian dan ketentraman di jiwa,
Kau yang dikala semangatnya hadirkan kebahagiaan di dalam dada.
Aku rindu kau,
Maka kembalilah "jiwaku."

10 Maret 2014

Pembuktian

Kalaulah cinta mampu dibuktikan hanya dengan sebatas ungkapan aku mencintaimu, maka jelas tidaklah perlu hal lain untuk pembuktian dari sebuah cinta.
Karena siapapun mampu mengucapkan aku mencintaimu.
Termasuk yang sebenarnya tidak mencintai sekalipun.
Tapi sayang, cinta tak akan mampu dibuktikan hanya dari ungkapan itu, bukti cinta jelas tak hanya sekedar dari ungkapan aku mencintaimu.
Kadang cinta perlu banyak hal untuk membuktikannya.
Perlu pembuktian lebih dari sekedar ungkapan aku mencintaimu.
Bukankah seseorang mampu merasakan cinta karena sebuah pembuktian yang tak hanya sekedar dari sebuah ungkapan?
Cinta jelas bukan hanya perihal sebuah ungkapan, bukan perihal penyampaian, bukan perihal perkataan.
Tapi cinta adalah sebuah tindakan, suatu wujud pembuktian nyata dari cinta.
Bukankah dari tindakan dan sikaplah seseorang mampu merasakan sebuah cinta? Mungkin yang tidak mencintai sekalipun juga mampu melakukan tindakan yang terkesan seolah mencinta.
Tapi tetap, yang demikian akan bertahan sesuai dengan masanya, dan ia tak akan mampu bertahan lama.
Maka yang benar - benar mencintalah yang mampu membuktikan cinta yang sebenarnya cinta.
Tidak sebatas ungkapan kata, tapi disertai dengan tindakan dan sikap dalam wujud nyata. Dan ia akan mampu bertahan lama, karena ia tak bermasa.

08 Maret 2014

Cinta Qur'an

Bahwasanya cinta adalah wujud dari sebahagian jiwa,
Sepotong bagian dari hati yang membuat setengah jiwa menjadi utuh.
Jika mencinta maka jelas ada tuntutan untuk setia,
Jika mencinta maka jelas tak ada yang lain selain dia
Jika mencinta maka banyak waktu yang dihabiskan untuknya
Dan di dalam hati jelas hanya ada dia.
Dia satu - satunya
Sama halnya dengan mencintai Al-Qur'an, mencintai Al-Qur'an bukan berarti cukup hanya dengan melantunkan ayat-ayatnya saja, tidak hanya dengan mempelajarinya saja, tidak hanya dengan mengajarkannya saja, pun juga tidak hanya dengan membaca dan menghafalkannya saja, Tapi lebih kepada membuat semuanya menjadi satu bagian utuh.

Perasaanku

Apalah artinya perasaan ini,
Sakitpun ia kau sepertinya tidak terlalu peduli.
Lagipula perasaan tetaplah perasaan,
Lambat laun ia akan mereda,
Jika hati mampu membuatnya damai, maka ia akan berlalu dengan sendirinya,
Jika tidak, pun kau sepertinya tetap tidak akan terlalu peduli.
Maka biarlah, biarlah ia ku bungkus bersama setiap hal yang mendera
Biarlah ia bersamaku, "perasaanku"

Pantaskah?

Kadang hampir setiap waktuku ku habiskan untuk menunggu kebahagiaan.
Setiap detikku ku serahkan untuk menanti kepastian.
Tapi sungguh, tak ingin kubiarkan ada ruang dihati untuk kebahagiaan yang teramat saat ini, sungguh!
Kau tahu bagaimana rasanya ketika penantianmu seolah - seolah dibayangi oleh kebahagiaan semu?
Saat kau tengah berharap ia datang menjadi penawar kesedihan,
Namun seketika itu juga ia pergi bersama kebahagiaanmu,
Selang beberapa waktu iapun datang kembali.
Dan tak lama kemudian ia kembali lagi untuk pergi.
Lantas pantaskah aku berharap banyak untuk kebahagiaan?

Jika seseorang tahu

Jika seseorang tau bagaimana tidak senangnya terabaikan, maka jelas dia tidak akan mengabaikan,
Jika seseorang tau bagaimana sedihnya disakiti, maka jelas ia tidak akan menyakiti,
Jika seseorang tau bagaimana sakitnya dilupakan, maka jelas ia tidak akan mau melupakan.
Pun demikian juga adanya dengan berbagai hal yang tidak menyenangkan, hal yang menyedihkan dan hal menyakitkan lain yang tidak ingin dirasakan,
Maka, jelas dia tidak akan melakukan hal tersebut, karena dia tau bagaimana sedih dan pahitnya diperlakukan demikian.